UA-83233104-1

Tuesday 23 April 2013

KESAN TERINDAH, Menang Juara 3 Lomba Cerpen FLP

Menjadi anggota BAW bagiku memiliki kesan tersendiri. Yaitu saat aku mengikuti audisi menulis cerpen yang diperuntukkan bagi semua anggota. Soal pengalaman menulis cerpen, terus terang aku masih nol. Aku ibarat seorang bayi baru lahir. Tidak tau apa-apa. Sehingga ketika disodori harus membuat cerpen, serasa panas dingin. Apalagi ketika membaca postingan cerpen temen2 yang rata2 bagus2, dengan berbagai komentar dengan nada penuh pujian. Meski ada beberapa yang mengkritik menurutku itu sebuah kritikan yg tidak berarti. kurang tanda baca, kalimat diulang, dan sebagainya.



Namun sebagai bentuk partisipasi akupun berusaha untuk ikut audisi tersebut. Itung2 juga belajar. Malam selalu aku sempatkan mencari ide, cerpen dengan kategori genri apa yang akan aku buat. terus terang, bebrapa malam bolak-balik mengamati cerpen teman2 yang rata2 bagus2 membuatku semakin mules. Aku coba komedi, hasilnya garing. Aku coba romance dewasa, hasilnya kurang greget. Aku coba horcom, aduh malah amburadul. Akhirnya aku mencoba remaja. Semua cerpen yang berbau remaja yang kutemui aku baca. Aku amati, apa yang menarik di sana.

Alhamdulillah, aku menemukan ide. Dengan semangat yang tak kenal lelah malam itu aku selesaikan cerpen pertamaku. Alhamdulillah selesai. Pagi aku masih belum berani untuk mempostingnya. Apa alasannya? Aku takut mendapat kripik pedas. Kembali aku koreksi dan revisi. Setelah yakin  sudah bagus, lalu aku bersiap memposting. Dalam hati aku sedikit bangga. Ternyata aku bisa membuat cerpen. Bagiku itu adalah karya terindahku. Untuk sebuah cerpen. Meski aku pernah membuat novel dan buku non fiksi, tapi membuat cerpen adalah memiliki nilai tersendiri.

Cerpen aku posting. Dan saatnya menunggu hasil eksekusi.
Hehmmm.... benar teman. Beberapa komen ada yang membuatku serasa putus asa. Aku down. Dalam hati aku berpikir, "aku tidak akan mampu di sini. dan aku tidak akan bisa memaksakan kemampuanku.". Meki ada beberapa teman denagn komentar melegakan, tapi kesempatan ini membuat withdrowl. Apalagi ada sesi revisi. Aku bingung apanya yang harus aku ganti. Nama orangnyakah? Setting-nya? Usia tokohnya? Konfliknya? Duh bingung aku. Tak satupun ide yang bergulir dalam benakku. Kembali aku membaca ulang postingan cerpen teman2 yang ide ceritanya bagus2.

Bersamaan dengan itu FLP Sidoarjo juga mengadakan lomba menulis cerpen. Entah kekuatan darimana aku memiliki keinginan ikut ketika itu. Deadlinenya mendesak. Waktu tinggal 2 hari. Tanpa berpikir untuk bisa menang, akhirnya aku ikut. Berbekal dari semua masukan dan kritikan teman2 semua, aku tuangkan dalam cerpen tersebut.

Beberapa hari berlalu, aku sudah melupakan tentang penulisan cerpen. Subhanallah. Malam jam 8.30 aku mendapat SMS. Bunyinya, "Selamat ada menjadi juara III, menulis cerpen yang diadakan oleh FLP Sidoarjo". Aku termangu. Ternganga. Tidak percaya. Salah tuliskah? Salah kirimkah? Atau SMS iseng yang masuk di hpku?

Pagi ketika aku hadir untuk mengikuti pertemuan FLP, aku masih mengesampingkan tentang kabar dari SMS tersebut.
Sampai tiba pemanggilan nama pemenang utnuk penyerahan hadiah. Subhanallah...... benar teman.

Namaku dipanggil untuk maju ke depan menerima piala.
Oohh... indahnya saat itu. Dadaku serasa bergemuruh, ingin rasanya memeluk semua teman2 anggota BAW saat itu, untuk sekedar mengucapkan, "Terimakasih teman. Dan Aku mencintai kalian semuaaa.... muach".

2 comments:

  1. pengalaman pertama yang mempesona, Bund...
    kebalikannya, tulisanku masih mencari jati diri untuk diakui
    ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama mbak. Aku juga masih mencari jati diri kok dalam menulis. btw belum ketemu..... xixixiiiii....... yang penting tetap semangat

      Delete

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.