UA-83233104-1

Thursday 26 March 2015

Bahagia Ketika Ikhlas

Saya membeli buku ini sudah cukup lama. Dan sejak saya membeli rasanya tidak tahan untuk segera merampungkan membacanya. Isinya luar biasa, sangat bagus, jauh lebih dalam dari yang saya kira. 

Jika selama ini kita sering mendengar kata ikhlas, ikhlas serasa yang begitu saja. Tentang bagaimana kita menerima setiap himpitan permasalahan. Dan bagaimana kita harus menerimanya dengan tanpa rasa pemberontakan. 

Namun dalam buku ini, kita akan diajak bagaimana kita bisa merasakan bahagia, meski sebetulnya kondisi kita tidak sedang bahagia. Kita akan mendapat banyak sekali masukan, bahwa bahagia itu sebetulnya sebuah aksi, yang bisa kita dapat dengan melakukan sesuatu yang mencakup pengelolaan emosi. Dan bagaimana menyikapi bahwa setiap tekanan itu bukan menjadi suatu beban. 

Yuk, simak resensi berikut ini:

Judul buku: Bahagia Ketika Ikhlas
Penulis : Rena Puspa
Penerbit : Elex Media
Tebal : 186 Halaman
Tersedia di toko buku Gramedia

Setiap kaum hawa pada kodratnya akan menjadi seorang ibu, sekaligus menjalani peran sebagai ibu. Dan ibu, dalam prakteknya selalu berjuang memperoleh kebahagiaan. 

Sayangnya kebahagian yang diperjuangkannya lebih didominasi untuk keluarga, terutama anak dibandingkan diri sendiri. Pagi hari, sering telat makan lantaran sibuk mengurus anaknya rewel. Malan hari kurang tidur, karena anaknya sakit, dan minta gendong terus. Masih harus mikir bersih-bersih rumah, belanja, masak, persiapan ulangan anak, menjemput sekolah, hingga iuran pembayaran sampah.

Inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa seorang ibu mengalami stress? Dalam buku, "Bahagian Ketika Ikhlas", karangan Rena Puspa anda akan diajak untuk berdialog pada diri sendiri, bahwa sebenarnya kita bisa berdamai dengan keadaan yang menekan tersebut. Tidak perlu stress, karena dengan cara ikhlas hati kita menjadi lebih tenang.

Menjadi bahagia, sebenarnya tidaklah sulit. Meski demikian, tidak semua ibu benar-benar menikmati dan bahagia dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Konon seseorang tidak akan merasa bahagia jika tidak memiliki anak dan harta yang cukup. Namun kenyataannya, masih banyak kejadian mereka yang telah memiliki anak dan harta yang cukup tetap tidak merasa bahagia. Misalnya; anaknya sulit diatur, anak tidak mau makan, tagihan listrik/ air membengkak, rumah berantakan, dsb. Kedengarannya memang konyol jika hanya masalah sepele bisa menghambat seorang ibu menjadi bahagia dalam hidupnya.

Nah, buku "Bahagia Ketika Ikhlas" akan memberikan wawasan buat kita, terutama para ibu. Bahwa kunci dari rasa bahagia adalah ikhlas. Bagaimana harusnya seorang ibu menjalankan perannya tanpa merasa tertekan. Bagaimana seharusnya ibu menghadapi setiap hal yang menekannya dengan tanpa rasa tertekan, dan sebagainya.

Inilah salah satu kata penting dalam buku tersebut yang menjadi motivasi dalam diri setiap ibu agar merasa lebih bahagia.

"Sikap Ikhlas sejati berbeda dengan positif thingking, karena dalam konsep positif thingking rasa kecewa seolah sedang di tekan, karena tubuh dipaksa untuk merasa bahagia. Sementara dalam konsep Iklhas, rasa kecewa dan bahagia justru harus diterima utuh oleh tubuh, dan dari situlah tubuh menjadi lebih rileks."

Semoga bermanfaat!

2 comments:

  1. udah lama penasaran sama buku ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayuk mbak dibeli..... bagus banget bukunya. Inspiratif...

      Delete

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.