UA-83233104-1

Sunday 16 October 2016

Indahnya Kebersamaan, Mengatasi Demam Anak

Tips Mengatasi Demam Anak Saat Liburan, Agar Liburan Tetap Ceria

"Ayuk segera tidur. Besok kita akan berangkat pagi. Bila terlambat, kita akan ketinggalan bus lho...!", pintaku pada kedua putriku yang masih berusia 5 tahun dan 8 tahun. Harapanku menyuruhnya agar tidur lebih cepat adalah, agar paginya mereka akan lebih mudah dibangunkan.

"Memangnya kita mau kemana Ma?". Iiiih ... adik. Selalu pingin tahu aja.



"Kita besok mau jalan-jalan ke Malang bersama semua warga di RT kita.!" jawabku penuh semangat.

"Yeeey.... besok kita jalan-jalan." teriak keduanya.

"Ke Malang ke mana Ma?", tanya sang kakak.

"Kita akan ke Selekta bersama rombongan 1 bus." aku berusaha menjelaskan.

"Asyik .... aku mau naik kuda." kembali kakaknya menimpali.

"Ok, sekarang harus segera istirahat agar besok bisa segar saat berangkat" Pesanku pada keduanya.

Tak lama kemudian keduanya sudah terlelap.

ooOoo

Pagi. Aku bangun lebih pagi dari biasanya karena mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa. Rencananya pagi itu rombongan RT di perumahanku akan pergi berwisata. Hampir semua warga ikut. Maklum, jarang-jarang lho bisa pergi bareng dan ngumpul seperti ini. Tentunya rutinitas kepengurusan, dan keterbatasan waktu ketemu masing-masing warga akan menjadi suatu moment yang indah saat bisa bersama-sama pergi rekreasi. Ya, pas memang, kal ini acara digelar dengan tema, "Indahnya Kebersamaan". Tujuannya kita mau bersenang-senang karena bisa ngumpul bareng. Dan menjadikan kita semakin akrab dan saling membutuhkan.

Rencananya bus berangkat jam 6 pagi. Karena yakin nggak sempat sarapan, maka aku menyempatkan memasak untuk dibawa. Saat sudah beres semua, segera aku bangunkan anak-anak.

Berbeda dengan hari-hari biasa ketika akan berangkat sekolah, anak-anak kadang sulit sekali dibangunkan. Tapi kalau ada acara pergi seperti ini biasanya mereka akan lebih mudah dibangunkan.

Namun pagi itu agak aneh. Tidak seperti yang kuduga, kedua putriku tidak segera bangun. Sebetulnya mereka sudah terbangun, akan tetapi masih bermalas-malasan ditempat tidur. Lalu aku minta bantuan suami untuk membangunkannya. Sementara aku melanjutkan pekerjaan di dapur.

"Mama ... Sini, Ma ....!", tak lama berselang terdengar suara suami memanggil dari kamar anak-anak. Segera aku menghampirinya.

"Ada apa Pa?" tanyaku penasaran.

"Anak-anak kayaknya kok lagi nggak sehat ya? Coba pegang sini", suami menyuruhku untuk menyentuh dahi putri bungsuku. Ku letakkan telapak tanganku di dahi putri bungsuku. Ya .. Allah ...



"Oh ... Iya bener Pa, agak hangat badannya ...." ucapku sedikit agak panik. "Gimana nich?", tanyaku pada suami.

"Masak kita nggak jadi ikut?", suami balik bertanya.
Ku coba pegang lengan kakaknya. Alhamdulillah, sepertinya nggak apa-apa. Hanya si adik yang sedikit demam.

"Dik, adik sepertinya lagi nggak sehat. Acara jalan-jalannya diganti hari ya?" ucapku pelan-pelan berusaha merayu, takut si adik marah.

"Aaaaah .... nggak mau. Pokoknya jalan-jalan." ucapnya dengan nada sedikit agak tinggi. Sekejap kemudian ia bangkit dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi. Di kamar mandi sudah ada kakaknya, iapun langsung masuk.

"Dik ... sebentar sini. Baiklah kita jadi berangkat, tapi adik nggak boleh mandi karena badannya sedikit agak panas. Biar Mama waslap aja ya!" ucapku berusaha membuatnya mengerti keadaannya.
Adikpun mengangguk dan keluar dari kamar mandi, meski dengan wajah masih cemberut.

Sebetulnya aku masih ragu untuk memutuskan tetap berangkat, mengingat kondisi adik kurang sehat. Tapi melihatnya kecewa aku juga tidak tega, jika membatalkan keberangkatan.

Duh, aku benar-benar bingung. Nggak tahu harus mengambil keputusan yang mana? Kalau jadi berangkat, takut terjadi apa-apa di jalan. Tapi kalau nggak berangkat, pasti adik akan sangat kecewa. Dan yang pasti seharian bakalan uring-uringan terus karena keinginannya tidak kesampaian.
Baiklah, meski dengan berat hati. Karena nggak ingin mengecewakannya kamipun berangkat juga.

ooOoo

Benar, tepat jam 6.00 orang-orang sudah pada ngumpul. Semua kursi telah terisi. Aku langsung menduduki bangku sesuai tiket yang diberikan panitia sebelumnya.

Setelah memanaskan mesin, dan panitia mengabsen kehadiran, setengah jam kemudina baru bus berangkat.

Perjalanan memang agak terlambat. Karena beberapa titik perjalanan terjadi kemacetan, kami baru sampai di Selekta jam 10.30. Perjalanan ini tergolong lama dibandingkan dulu ketika aku masih sekolah SMU dan pergi ke sana juga. Kondisi perjalanan kini memang jauh berbeda. Dimana-mana terjadi macet. Yaaah ... nggak ada pilihan, selain dinikmati saja, berapapun lamanya perjalanan.

Hari itu kebetulan cuaca agak kurang bersahabat. Sejak pagi matahari tak pernah menampakkan sinarnya. Suasana sedikit mendung dan hujan rintik-rintik. Jelas saja udara agak sedikit terasa dingin.



Sesampainya di Selekta, rintik-rintik hujan masih terasa. Kami berkumpul sejenak dipintu masuk. Beberapa orang ada yang membawa payung. Setelah berdiskusi sebentar, akhirnya panitia memutuskan, bahwa kami semua akan berpencar. Nanti menjelang Adzan Dhuhur baru berkumpul lagi. Panitia sudah menentukan kapan harus kembali dan dimana tempat berkumpulnya.

Lalu kami berjalan terpisah, pergi bersama rombongan keluarga masing-masing. Kami (Aku, suami, dan 2 putriku) berjalan menuju pintu masuk yang terhubung dengan kolam renang. Begitu melihat air, anak-anak langsung ngajak berenang. Pinginnya saya melarang, mengingat adik lagi demam.

Lagi-lagi, saya dihadapkan pada pilihan yang sulit. Bagaimana mungkin dalam kondisi demam minta berenang? Tapi melihat semangat keduanya, kembali saya nggak tega juga akhirnya. Dengan berat hati dan  berdoa dalam hati,  "Semoga Allah melindungi ke dua putriku!" kubiarkan keduanya bermain-main air. Aku berharap, mereka nggak akan lama di air karena udara memang terasa dingin. Setelah berganti baju renang, mereka langsung masuk air.

Adik terlihat ceria. Padahal badannya kurang sehat.


Benar juga. Tak begitu lama, mereka minta ganti pakaian. "Yeess...", hatiku bersorak. Mereka nggak lama-lama berendam di air. Segera kugantikan pakaian mereka, dan mengajaknya jalan-jalan ke tempat lain. Kami berjalan santai diantara taman yang tertata rapi dan dihiasi bunga-bunga. Tak lupa juga mengambil gambar.

Jepret dulu sebelum wajah berubah kusut, hehe....

Selekta dulu jauh berbeda dengan sekarang. Kini jauh lebih bagus. Banyak spot-spot bagus untuk menjadi objek foto-foto. Banyak permainan anak-anak yang seru. Ada beberapa playground seperti ayunan, prusutan, jungkat-jungkit, dan juga permainan yang menantang, seperti: sepeda air, sepeda yang di atas, naik kuda, dan masih banyak lagi.




Sebelum jalan-jalan keliling, kuperiksa badan adik, ternyata masih agak hangat. Lalu kami cari tempat berteduh.


Kuperiksa dahinya. Adik agak panas sedikit dari suhu normal.

Kami duduk-duduk bersantai sebentar.  Membuka bekal, dan makan bareng. Bekal yang aku bawa: nasi, lauk ayam panggang yang aku pesan di resto malam sebelumnya, lalu buah yang sudah aku kupas dan dipotong-potong.

Tak lupa memberikan adik obat penurun panas dan minum vitamin yang sudah aku siapkan dalam tas.

 Selesai menghabiskan bekal, kami baru jalan-jalan keliling. sempat juga foto-foto di taman bunga. Tapi gambar agak kabur karena memang suasananya masih sedikit mendung.

Kakak dan Adik foto bersama
Setelah itu sang kakak minta naik sepeda yang berjalan di atas, ntah apa saya namanya. Nggak mungkin semua naik, karena adik nggak mau. Adik memilih menunggu di bawah sambil makan camilan. Ya udah dech, biar suami aja yang nemeni kakak naik sepeda. Harus bawa payung juga karena gerimis terasa agak rapat.
"Selamat seseruan dengan hujan ya Kak!"

Menunggu sambil makan keripik pisang


Bersepeda dengan guyuran rintik hujan


Setelah bersepeda lanjut ke tantangan lain, yaitu naik kuda. ini adalah keinginannya yang lama terpendam. Dulu pernah ia ingin naik kuda, tapi karena masih kecil belum aku perbolehkan. Sementara adik, waktu itu tidak terlalu bersemangat untuk mainan. Mungkin karena badannya yang kurang sehat, sehingga membuatnya agak malas beraktivitas. Tapi Syukurlah, kegemarannya untuk berfose di depan kamera rupanya bisa melenyapkan sedikit dari rasa tidak nyaman badannya. "Baiklah Dik, jeprat-jepret lebih asyik kok, hehe ..."

Sukses hari itu aku membuat keduanya senang. Sang kakak bisa naik sepeda di atas dan berkuda, sementara adik asyik jeprat-jepret dengan berbagai gaya. 


Jeprat-jepret dengan gaya berbeda


Alhamdulillah, liburan kali ini sukses membuatnya senang. Demam tak mengurangi keceriaannya.

Mungkin dari pembaca ada yang suatu ketika mengalami hal seperti ini. Ketika sudah menyusun rencana berlibur, ternyata tiba-tiba si kecil demam. Nah, untuk memutuskan jadi berangkat atau tidak sebetulnya ada satu hal yang harus kita ketahui, yaitu: kira-kira apa yang menyebabkan demam? Bisa jadi karena kecapekan, atau hanya karena pengaruh perubahan cuaca, atau mungkin terjadi radang pada tenggorokan, atau sebab lain. Jika sudah bisa memprediksi dan memungkinkan untuk pergi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika mengajak anak berlibur dalam kondisi demam.

Mau tahu, apa saja yang kupersiapkan waktu mengajak anak berlibur saat demam?

Pertama:

"Mengapa waktu itu aku berani mengajak anak tetap berangkat jalan-jalan dalam kondisi demam?"

Awalnya aku juga khawatir. Tapi aku berpikir lagi bahwa demamnya khan mendadak. Hari sebelumnya ia dalam kondisi sehat, baik-baik saja. Tidak batuk. Tidak pilek. Tidak sakit perut. Dan tidak muntah. Lalu aku periksa dengan termometer, panasnya juga tidak terlalu tinggi. Sekedar lebih hangat dari kondisi normal. Prediksiku waktu itu ia terkena radang tenggorokan. Ternyata benar. Setelah aku raba pada leher bagian atas terasa ada benjolan. Dan ketika aku lihat tenggorokannya, bagian pangkalnya terlihat sedikit bengkak dan memerah.

Seandainya waktu itu demam yang disertai muntah-muntah, mungkin saya tidak akan berani berangkat.

Jika pembaca ingin memastikan apa penyebab demamnya, ada baiknya periksakan ke dokter terlebih dahulu sebelum berangkat. Ini untuk memastikan sakitnya tidak terlalu berbahaya, dan memungkinkan untuk bepergian.

Kedua:

"Apa yang aku persiapan sebelum berangkat?"

Sarapan. Jika mau bepergian aku selalu mewajibkan anak-anak untuk makan terlebih dahulu. Lalu minum susu dan makan buah.

Buat berjaga-jaga maka aku bawakan obat-obatan. Lalu baju ganti untuk berjaga-jaga di jalan anak muntah. Tidak lupa membawa termometer. Selain itu juga aku bawakan baju hangat untuk melindungi dia dari suhu udara yang kurang bersahabat dengan kondisinya yang sedang tidak fit.

Obat-obatan yang aku bawa, selain obat turun panas adalah vitamin. Tujuannya untuk meningkatkan ketahanan tubuhnya. Tidak lupa minyak gosok hangat, seperti: minyak kayu putih, atau balsem. Minyak ini aku gosokkan pada bagian tubuhnya seperti: di belakang telinga, bahu, sepanjang tulang belakang, lalu jari-jari kaki sebelum berangkat. Minyak gosok akan menimbulkan rasa hangat dan mengurangi rasa tidak nyaman.

4 hal yang harus dibawa: baju ganti, baju hangat, termometer, dan obat-obatan

Ke tiga:

"Bekal apa saja yang sebaiknya dibawa?"

Sedapat mungkin aku tidak membeli makanan di tempat wisata. Biasanya aku bawa bekal sendiri, seperti: nasi dan lauknya. Membawa camilan sehat, dan tidak lupa membawa buah.

Ini nggak boleh ketinggalan: nasi plus lauk, camilan sehat, dan buah


Ke empat:

"Usai bepergian usahakan anak istirahat yang cukup dan makan makanan yang cukup memenuhi kebutuhan gizinya."


Sebelumnya aku jarang banget memberikan obat penurun panas pada anak ketika demam. Bisa dibilang hampir tidak pernah. Karena biasaya setelah saya beri makanan dengan gizi yang cukup, maka demam akan turun dengan sendirinya. Namun, jika dalam perjalanan atau berpergian yang seperti aku alami, kayaknya obat penurun panas harus disediakan.

Lalu kapan diberikannya? Sebaiknya setelah anak makan dengan porsi yang cukup. Karena dengan makan dalam porsi yang cukup itu, akan membantunya melakukan pemulihan menuju sehat. Untuk pemberian obat penurun panas, dosis harus benar-benar diperhatikan.

Bagaimana aku memilih obat penurun panas?

Pagi itu, sebelum berangkat kami ke apotek terlebih dahulu.
"Obat penurun panas yang gimana yang akan kita beli?", tanyaku pada suami setelah menyadari bahwa kami tidak pernah membeli obat tersebut.

"Kita cari ke apotek yuuk!" ajak suami yang akhirnya aku setujui.

Jam 05.30 kami mencari apotek. Nggak perlu khawatir apotek masih tutup, karena masih terlalu pagi atau malam hari. Kini ada apotek yang buka 24 jam..

Memilih Obat Demam Di Apotek

Bertanya tentang obat turun panas

Terus terang aku bingung, obat apa yang akan aku beli? Hal pertama yang aku tanyakan pada bagian penerimaan resep, "Saya mencari obat penurun panas, apa aja?".

Berharap banyak pilihan, dan aku bisa memilih yang terbaik. Bukannya biasanya kita bisa menentukan pilihan kita yang terbaik jika sudah ada pembanding?
"Untuk usia berapa Bu?" pegawainya balik bertanya.

"5 tahun. Apa ada?" tanyaku lagi.

"Ini Bu!" ucap pegawai apotek seraya menyodorkan obat berbentuk cair dalam botol.
Aku baca sekilas tentang komposisi dan kegunaan.

"Apa ada merek lainnya?" tanyaku ingin membandingkan obat lainnya.

"Ini Bu, ada", ucap pegawainya seraya menyodorkan merk lain lagi. Lala ku baca-baca lagi.

"Sudah mbak, nggak ada lagi?" tanyaku berharap ada pembanding lainnya lagi.

"Ada. Ini Bu merk Tempra" pegawainya menyodorkan obat lain lagi.
Untung pegawainya sabar. Mereka mau saja mencarikan yang lainnya. Kembali aku baca komposisi dan kegunaannya.

Membaca komposisi dan kegunaan

"Ini yang untuk usia 1 - 6 tahun" ucap pegawainya.

"Memangnya kalau usianya dibawah atau di atas itu beda mbak obatnya? Merk lain?" tanyaku ingin tahu.

"Bukan Bu, merknya juga Tempra. Ada 3 macam yang untuk anak-anak. Jadi untuk bayi sendiri, untuk usia 1 - 6 tahun dan 6 tahun ke atas", pegawai tersebut menjelaskan.

"Oooo.... ", , lalu aku mencoba membandingkan, mana kira-kira yang cocok untuk adik.

Obat dipilih sesuai dengan Usia

Akhirnya aku pilih yang merk Tempra untuk usia 1 - 6 tahun. Ternyata obatnya berbentuk syrup dengan rasa anggur. Siip ... aku semakin mantap dengan pilihanku. Pasti adik suka, nggak sulit nyuruh minumnya.


Mengapa aku memilih Tempra? Karena Tempra memiliki beberapa jenis obat penurun panas yang masing-masing memiliki kandungan yang berbeda-beda. Nah, di sini kita bisa memilih salah satunya dengan menyesuaikan peruntukan usia, sehingga bisa memberikan dosis yang tepat.

Semoga tulisan ini bisa memberi masukan buat pembaca!

Terimakasih Tempra, karena telah menjadi sahabat selama liburan. Sehingga kami bisa mengabadikan moment indah, "Liburan Ceria Bersama Anak". Serta bisa menikmati, "Indahnya Kebersamaan" bersama para tetangga dilingkungan rumahku.

Liburan ceria bersama keluarga

Indahnya kebersamaan

Liburan ceria bersama anak



*Tulisan ini diikutkan dalam BLOG COMPETITION LIBURAN CERIA BERSAMA ANAK

25 comments:

  1. Alhamdulillah. Liburan lancar yaaaa. Senengnya yang naik kuda.
    Aku juga klo mau bepergian seringnya ke apotek dulu melengkapi obat-obatan.Demam emang mengkhawatirkan tapi kalau diobati dengan tepat insya Allah nggak berlarut-larut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, Alhamdulllah ....
      Bener mbak, anak demam harus selalu waspada

      Delete
  2. Alhamdulillah masih berkesempatan liburan nih dg perlengkapan yg cukup lengkap, semoga pengalamanya bisa jadi panduan buat keluarga2 yg lain ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ...iya berkat Tempra, demam pada anak bisa teratasi

      Amiin.

      Delete
  3. Yeee tetap semangat walaupun sakit yaa mbak, aku setuju mbak, jangan lupa bawa tempraaa kemana saja, itu jugs obat andalanku..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, Alhamdulillah ... Padahal waktu itu sudah berniat mundur aja, takut kenapa2. Tapi bersyukur liburan tetap ceria, nggak jadi mengecewakan. Mbak Triana Tempra juga to.....? sama donk

      Delete
  4. wah, ikutan blog competition ya, semoga menang ya,

    ReplyDelete
  5. Sayang banget ya kalo pas liburan anak2 malah sakit, harus segera gerak cepat bundanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul mbak, harus gerak cepat. Soalnya kalau nggak takut tambah parah sakitnya

      Delete
  6. oh obat penurun panas yang cocok buat anak adalah Tempra

    ReplyDelete
    Replies
    1. menurut saya itu yang paling pas, karena kita bisa memilih obat sesuai dosisnya. yaitu dengan memilih sesuai dengan perutukan usia yang tertera dalam kemasan obat.

      Delete
  7. Liburan emang kadang bikin deg-degan. Saya paling kawatir kalau udah direncanakan Eh tiba2 anak demam.
    Untung ada tempra. Mbantu banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, kalau kita punya persiapan obat, bisa membantu meringankan sakit

      Delete
  8. Itu serius selecta waah ada kemajuan sekarang hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, Selekta sekarang tambah bagus. Banyak spot2 menariknya buat foto2. Apalagi ada taman bunganya yang menggoda, siip dech buat anak2 ...

      Delete
  9. Iya betul bunda , kemana mana wajib bawa obat penurun panas , ini pengalaman pribadi , saat anak saya panas dan tidak di obati fatal akibat nya , kejang 2 , jaga jaga bawa obat penting bunda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saat bepergian gini kayaknya memang perlu ya! Minimal untuk mengurangi sakitnya.
      terimakasih sudah berkunjung

      Delete
  10. Persiapan sebelum berangkat... Terimakasih Bund, sudah menginspirasi.

    ReplyDelete
  11. Waah..untung ada tempra ya, kalau nggak pasti adik udah ngambek tuh karena gagal piknik...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah menggunakan blog ini sebagai referensi.